CIREBON – Perum Bulog Cirebon menegaskan komitmennya dalam mendukung kemandirian Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes) melalui kolaborasi dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Langkah ini menjadi strategi memperluas jangkauan distribusi pangan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah. Jumat (11/7/2025).
Dalam petunjuk teknis terbaru program SPHP, Kopdes Merah Putih secara resmi ditunjuk sebagai salah satu mitra penyalur utama. Koperasi ini akan menjadi penghubung langsung antara Bulog dan masyarakat, khususnya dalam mendistribusikan beras secara merata dan tepat sasaran.
“Kami mendukung penuh kehadiran Kopdes sebagai mitra kami. Saat ini yang sedang kami dorong adalah penyaluran SPHP, dengan ketentuan koperasi dapat mengajukan pembelian maksimal dua ton. Jika sudah habis, bisa mengajukan kembali sesuai kebutuhan,” ujar kepalaPerum Bulog, Ramaijon Purba saat dikonfirmasi.
Peran Koperasi Diperkuat Lewat Dukungan Teknis
Selain menjadi mitra distribusi, Bulog juga memberikan pendampingan teknis kepada Kopdes. Bantuan tersebut mencakup manajemen penyimpanan, prosedur pembelian, dan pelaporan logistik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem distribusi pangan yang efisien dan tangguh.
“Koperasi tidak hanya berperan dalam penyaluran, tapi juga kami libatkan dalam aspek penyimpanan dan pengelolaan distribusi. Ini penting untuk menjamin pasokan tetap lancar dan aman,” jelasnya.
Dorong Kopdes Berkolaborasi dengan Petani Lokal
Bulog juga membuka peluang kemitraan antara Kopdes dengan kelompok tani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan), terutama dalam pengadaan beras. Skema ini diyakini akan memperkuat rantai pasok pangan dari hulu hingga hilir.
“Banyak anggota koperasi merupakan petani. Maka dari itu, keterlibatan mereka dalam pengadaan beras lokal bisa membantu kami menyerap hasil panen secara optimal,” ungkapnya.
Ciptakan Ekosistem Ketahanan Pangan Berbasis Desa
Melalui kemitraan ini, Bulog berharap koperasi dapat menjadi ujung tombak dalam menjaga stabilitas pangan sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis desa. Sinergi antara Bulog, Kopdes, dan petani diharapkan mampu menciptakan sistem yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami ingin kerja sama ini membawa dampak nyata, bukan sekadar formalitas. Dengan dukungan penuh dari koperasi dan petani, kita bisa bangun fondasi kemandirian pangan yang kokoh,” tutupnya.
