CIREBON – Peringatan Hari Pendidiknas Nasional (Hardiknas), diwarnai dengan adanya kasus hipnotis terhadap murid Sekolah Madrasah Intidaiyah (MI) Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Jumat (02/05/2025).
Dalam kasus perampasan perhiasan disertai hipnotis yang dilakukan oleh oknum yang mengaku guru baru tersebut, dialami oleh 6 murid madrasah saat jam istirahat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Guru MI Nahdlatul Ulama Playangan,
Yanwar, mengungkapkan bahwa, pada hari Rabu, (23/04/2025), sekitar pukul 09.00 WIB pada saat siswa sedang istirahat, terjadi perampasan perhiasan milik siswanya. Menurut saksi, kata dia, pelaku diduga melakukan perampasan disertai dengan hipnotis.
“Pada saat itu, modus pelaku sebagai guru baru yang melakukan razia perhiasan. Semua siswa pada saat disuruh masuk dan langsung eksekusi melakukan razia perhiasan. Itu menurut saksi,” kata dia.
Kejadian hipnotis tersebut, sempat diketahui oleh salah seorang wali murid. Namun karena diduga wali murid tersebut terkena efek hipnotis, akhirnya dibiarkan begitu saja.
“Sebenarnya saat kejadian, ada wali murid yang melihat kejadian, tapi mungkin karena ada efek hipnotis, akhirnya mereka diam saja,” kata dia.
Karena kejadian tersebut, kata dia, ada sekitar 6 siswa didiknya yang menjadi korban perampasan perhiasan tersebut.
“Kebetulan pada saat kejadian, semua guru sedang ada di dalam kantor semua. Jadi tidak mengetahui kejadiannya,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Gebang, AKP Wawan Hermawan, mengungkapkan bahwa, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ini.
“Dan terkait dengan kejadian ini, kami sarankan kepada pihak sekolah atau guru untuk mengadakan piket pengawasan lingkungan sekolah. Pasang CCTV untuk pengawasan. Dan untuk wali murid, tidak memakaikan emas terhadap anaknya,” tegasnya.
Berdasarkan keterangan dari saksi yang melihat kejadian tersebut, pihaknya memastikan bahwa kejadian yang terjadi 3 hari yang lalu tersebut, mengakibatkan kerugian puluhan juta rupiah.
“Untuk pelaku, berdasarkan saksi ada satu dan korban 6 murid. Dengan kerugian mencapai Rp16 juta lebih,” katanya.
Selain di Cirebon, kejadian yang sama juga sudah terjadi di daerah lain dan dengan modus dan kejadian yang sama.
“Kejadian yang sama juga terjadi di sekolah di luar Jawa Barat. Kami melakukan penyelidikan dan semoga bisa menyelesaikan kasus ini,” harapnya.