CIREBON – Suasana gotong royong mewarnai tradisi Mapag Sri/Sedekah Bumi Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Dalam acara yang digelar selama 3 hari tersebut, diawali dengan tradisi Ngunjung Buyut, Tasyakuran, Tahlil bersama, Hingga arak-arakan dan ditutup dengan pagelaran Wayang pada malam puncak. Minggu (27/04/2025).
Kuwu Desa Sinarrancang, Suparjo mengungkapkan bahwa, Tradisi Mapag Sri ini dilakukan rutin setiap tahun dari generasi ke generasi.
Menurutnya, acara Mapag Sri Desa Sinarrancang ini, menjadi momentum penting dalam merayakan tradisi budaya dan terutama meningkatkan semangat gotong-royong di masyarakat.
“Arak-arakan memang salah satu bagian penting dalam tradisi Mapag Sri tiap tahunnya. Pada saat arak-arakan dimeriahkan dengan berbagai bentuk kesenian tradisional, seperti tarian, musik, dan replika atau properti dihiasi hasil tani yang diarak keliling desa,” kata dia.
Dalam konteks Mapag Sri, kata dia, arak-arakan juga diadakan sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada leluhur dan menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial di masyarakat. Prosesi ini, menurutnya, biasanya diiringi dengan lantunan musik tradisional dan partisipasi aktif warga desa yang membawa berbagai hasil bumi sebagai simbol rasa syukur atas panen yang melimpah.
“Arak-arakan menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal, serta menjadi daya tarik bagi masyarakat luar untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya daerah atau hasil tani desa kami yang diarak dalam properti,” katanya.
Sementara itu, Bupati Cirebon, Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag, turut hadir dalam acara tersebut dan disambut hangat oleh warga desa.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan apresiasi atas semangat gotong-royong dan kebersamaan masyarakat Desa Sinarrancang Mundu dalam melestarikan tradisi Mapag Sri.
“Acara seperti ini sangat penting untuk terus dilestarikan sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada leluhur,” ujarnya.
Kehadiran Bupati dalam acara acara tradisi ini menjadi bukti nyata dukungan pemerintah daerah terhadap kegiatan budaya dan tradisi masyarakat.
Perayaan Mapag Sri ini juga, kata dia, menunjukkan betapa pentingnya kegiatan ini dalam mempererat tali silaturahmi dan memupuk rasa persatuan di tengah masyarakat.
“Mapag Sri dan program ketahanan pangan memiliki hubungan yang erat. Dan Mapag Sri sebagai tradisi budaya yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil bumi dan panen yang melimpah, dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan,” kata Bupati.
Program ketahanan pangan juga, kata dia, bertujuan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan bergizi bagi seluruh masyarakat. Dalam konteks ini, Mapag Sri dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan sumber daya alam dan lingkungan.
“Dan juga untuk mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata dia.
Selain itu, Mapag Sri juga bisa jadi sarana untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program ketahanan pangan. Dan mengembangkan potensi lokal sehingga bisa meningkatkan ekonomi desa.
“Dengan demikian, Mapag Sri, dapat menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Khususnya masyarakat Desa Sinarrancang ini,” katanya.