CIREBONRAYA.ID – Kabupaten Cirebon Siap Terapkan Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta | Kabupaten Cirebon menegaskan komitmennya untuk menjadi salah satu daerah yang siap menerapkan dua kebijakan pendidikan nasional terbaru, yakni Pembelajaran Mendalam (PM) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Kedua kebijakan ini diharapkan dapat menjadi terobosan penting dalam peningkatan mutu pendidikan dasar, sejalan dengan visi pembangunan daerah yang dikenal dengan sebutan “Cirebon Beriman”, sebuah visi yang menekankan nilai keimanan, kasih sayang, serta kecerdasan berpikir.
Bupati Cirebon, Imron, menegaskan bahwa pendidikan yang berpusat pada anak merupakan fondasi penting untuk membangun masa depan bangsa. Menurutnya, pembelajaran yang mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, mengembangkan empati, sekaligus mendorong kemampuan berpikir kritis akan membentuk generasi yang tangguh, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan global di masa depan.
“Pemkab Cirebon akan memanfaatkan pengalaman ekosistem pendidikan yang sudah dibangun selama ini untuk mendukung implementasi PM dan KBC,” ujar Imron dalam sebuah kesempatan, Rabu (27/8).
Imron menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor yang sudah berjalan di Cirebon terbukti efektif dalam mengurangi kesenjangan mutu pendidikan dasar, terutama di wilayah pesisir yang selama ini kerap menghadapi keterbatasan fasilitas dan akses pendidikan.
Langkah progresif Kabupaten Cirebon mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat. Kepala BSKAP Kemendikdasmen, Toni Toharudin, yang sempat meninjau langsung pembelajaran di SD Negeri 3 Astanalanggar, mengaku melihat praktik nyata dari penerapan prinsip-prinsip PM di lapangan.
Menurutnya, guru di sekolah tersebut sudah berupaya menerapkan pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Toni menilai para guru terlihat semakin percaya diri dalam mendorong rasa ingin tahu siswa, menumbuhkan empati, serta menekankan pentingnya kolaborasi dan kemampuan berpikir kritis.
“Meski belum semua guru mendapat pelatihan PM, semangat guru di Kabupaten Cirebon sangat tinggi. Hal ini menjadi modal besar untuk memperluas cakupan pelatihan dan mempercepat transformasi pendidikan di daerah ini,” ujar Toni.
Ia menegaskan, keberhasilan implementasi PM tidak hanya bergantung pada kurikulum atau modul, melainkan pada komitmen guru dalam menghadirkan proses belajar yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan siswa.
Selain Pembelajaran Mendalam, Kabupaten Cirebon juga serius dalam menerapkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Pendekatan ini menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga membangun hubungan emosional antara guru dan siswa. Prinsip KBC dianggap penting karena menumbuhkan iklim belajar yang penuh kasih sayang, perhatian, dan penghargaan terhadap setiap individu.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Agama, Faesal Musaad, memberikan apresiasi khusus terhadap penerapan prinsip KBC di MIS Assuniyah 3. Ia menilai para guru telah menunjukkan cinta dan tanggung jawab dalam mendampingi siswa, terutama bagi mereka yang masih tertinggal dalam kemampuan membaca.
“Guru-guru di sini tidak hanya mengajar, tetapi juga merangkul siswa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Mereka memastikan setiap anak, tanpa terkecuali, bisa merasakan manfaat pendidikan,” kata Faesal.
Pendekatan berbasis cinta inilah yang membuat siswa merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam belajar. Siswa yang sebelumnya kesulitan kini lebih bersemangat karena merasa dihargai dan didukung penuh oleh gurunya.
Upaya Kabupaten Cirebon juga mendapat dukungan dari dunia internasional. Pemerintah Australia melalui Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) turut serta dalam mendampingi peningkatan mutu pendidikan di daerah ini.
Minister Counsellor Tim Stapleton menyatakan bahwa Australia bangga mendukung Indonesia dalam upaya memperkuat literasi dan numerasi anak-anak. Menurutnya, program INOVASI merupakan bentuk nyata dari komitmen bersama Perdana Menteri Anthony Albanese dan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kerja sama pendidikan antara kedua negara.
Sementara itu, Direktur INOVASI, Sri Widuri, menjelaskan bahwa program ini bekerja sama dengan berbagai pihak di enam provinsi, termasuk Kabupaten Cirebon dan Subang di Jawa Barat. Bentuk kolaborasi dilakukan tidak hanya dengan Dinas Pendidikan, tetapi juga dengan Kementerian Agama, perguruan tinggi, serta komunitas lokal yang peduli terhadap pendidikan.
Dampak positif dari implementasi PM dan KBC mulai terlihat jelas di lapangan. Salah satu contoh keberhasilan dapat dilihat di Kecamatan Losari, di mana dalam waktu hanya lima bulan, kemampuan membaca siswa kelas awal di SD Negeri 3 Astanalanggar meningkat hampir tiga kali lipat.
Tidak hanya itu, di MIS Assuniyah 3, dua dari tiga siswa yang sebelumnya tertinggal dalam kemampuan membaca kini sudah mampu membaca hingga tingkat paragraf. Capaian ini menjadi bukti bahwa pendekatan pendidikan yang berfokus pada pemahaman mendalam dan cinta kasih benar-benar memberikan hasil nyata.
Guru-guru di sekolah tersebut menuturkan bahwa pendekatan baru ini membuat siswa lebih bersemangat datang ke sekolah. Mereka tidak lagi merasa tertekan, melainkan melihat sekolah sebagai tempat yang aman dan menyenangkan.
Dengan capaian positif tersebut, Kabupaten Cirebon dinilai siap menjadi contoh penerapan Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta sebagai bagian dari kebijakan pendidikan nasional yang berpihak pada anak.
Pemerintah daerah berharap dukungan dari semua pihak—baik pemerintah pusat, lembaga pendidikan, masyarakat, maupun mitra internasional—terus mengalir agar transformasi pendidikan ini berjalan berkesinambungan.
Bupati Imron menegaskan, tujuan akhir dari kebijakan ini bukan hanya sekadar mencetak anak-anak yang pandai secara akademis, tetapi juga generasi yang beriman, berkarakter, penuh kasih sayang, dan mampu berpikir kritis menghadapi dunia yang terus berubah.
“Kita ingin anak-anak Cirebon tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, peduli, serta memiliki empati. Itulah esensi dari pendidikan sejati,” pungkasnya.
Perjalanan Kabupaten Cirebon dalam menerapkan dua kebijakan pendidikan nasional terbaru ini merupakan bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari daerah. Dengan semangat kolaborasi, dukungan lintas sektor, serta komitmen guru dan masyarakat, pendidikan yang berpihak pada anak dapat benar-benar terwujud.
Cirebon tidak hanya berupaya meningkatkan angka literasi dan numerasi, tetapi juga berfokus pada pembentukan karakter melalui pendekatan cinta dan kepedulian. Jika langkah ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Kabupaten Cirebon akan menjadi rujukan nasional dalam mencetak generasi penerus bangsa yang tangguh, berakhlak, dan siap menghadapi masa depan.